Rabu, 08 Desember 2010

Daftar skripsi Ekonomi Moneter Peranan Tingkat Suku Bunga SBI Dalam Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Di Indonesia (Tahun 1984 - 1992) (1993)
Peranan Ekspor Plywood Ke Korea Selatan Dalam Meningkatkan Ekspor Non Migas (1993)
Dampak Peraturan Pemerintah (S.K. Menteri Perdagangan No 331/ KP/ XII/ 87) Terhadap Ekspor Minyak Kelapa Sawit (1981 - 1991) (1993)
Analisa Fungsi Produksi terhadap Output Industri Kimia Di Indonesia (1994)
Peranan Industri Lahan Dasar Terhadap Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 1985 1990 (Analisa Input Output) (1994)
Peranan Ekspor Minyak Sawit Dan Pengaruhnya Terhadap Penyediaan Kesempatan Kerja Di Indonesia (1994)
Perkembangan Ekspor Komoditi Lada Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia (1994)
Kemampuan Membayar Hutang Luar Negeri Dan Peekonomian Indonesia (1994)
Kesempatan Kerja Pada Industri Pariwisata Bidang Perhotelan Di Indonesia Tahun 1986 -1993 (1995)
Dampak Kenaikan Reserve Requirement Terhadap Penerimaan Perbankan (1995)
Pengaruh Jumlah Uang Yang Beredar Dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Pengalokasian Dana Kredit Perbankan Pada Bank-Bank Umum Pemerintah (1995)
Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Yang Berorientasi Ekspor Di Indonesia (1995)
Prospek Penerimaan Devisa Pada Sektor Pariwisata Di Indonesia (1995)
Potensi Ekspor Ikan Tuna Dan Cakalang Terhadap Ekspor Perikanan Sulawesi Utara (1996)
Peranan Ekspor Elektronika Investasi Dan Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia (1996)
Peran Pasar Modal Dalam Pembangunan Nasional (1996)
Analisa Pengembangan Sub-Sektor Industri otomotif Di Indonesia Berdasarkan Kebijakan Substitusi Impor (Studi Kasus Tahun 1978 - 1995) (1997)
Dampak Peningkatan Anggaran Rutin APBN Terhadap Bunga Dan Cicilan Hutang Luar Negeri (1997)
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Ekspor Air Kemasan Di Indonesia (1991 - 1995) (1997)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Dari Sektor Riil Dan Moneter Di Indonesia Selama Periode 1983 - 1997 (1998)
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Pasar Modal Indonesia (1999)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Nilai Tukar US Dollar, Tingkat Suku Bunga Deposito Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi Di Indonesia Tahun 1987 - 1997 (1999)
Pengaruh Suku Bunga Jakarta Interbank Offered Rate Terhadap Pasar Uang Antar Bank Periode Juli 1995 - Desember 1998 (1999)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Jasa Transportasi Udara Rute Jakarta Surabaya Periode 1983 - 1997 (1999)
Analisis Pengaruh Harga Input Dan Produksi Rokok Terhadap Permintaan Tembakau Olahan Tahun 1980 - 1997 Di Indonesia (1999)
Analisa Pengaruh Retribusi Daerah Dan Retribusi Terminal Terhadap Pendapatan Daerah (1999)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Rokok Kretek Di Indonesia Periode 1980 - 1997 (1999)
Prospek Perkembangan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia Di Pasaran Internasional (1999)
PengaruhTingkat Pengangguran Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 1983 -1997 (1999)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Produksi Minyak Sawit Indonesia Periode Tahun 1978 - 1997) (1999)
Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Susu Bubuk Di Indonesia (2000)
Pengaruh Suku Bunga Deposito Dan Inflasi Terhadap Kurs Valuta Asing Di Indonesia Periode 1982 - 1999 (2000)
Faktor-Faktor Kebijakan Penerapan Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (2000)
Pengaruh Perkembangan Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Dan Suku Bunga Intervensi Rupiah Terhadap Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Periode 1997 - 1998 (2000)
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Penawaran Pakan Ternak Di Indonesia (2000)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Rokok Kretek Di Indonesia (2000)
Produktivitas Tenaga Kerja Pada Industri Komputer Di Indonesia (2000)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Dari Besar Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta (2000)
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Emisi Obligasi Dalam Pasar Surat Hutang Di Indonesia (2000)
Perubahan Struktur Perekonomian Di DKI Jakarta Dengan Menggunakan Analisa Shift Share (2000)
Analisis Karakteristik Pencari Kerja Dan Kesempatan Kerja Di DKI Jakarta (2000)
Pengaruh Harga Input Terhadap Penawaran Rokok Kretek Di Indonesia (2002)




JUDUL SKRIPSI IESP / EKONOMI PEMBANGUNAN
A. 1. ANALISIS PMA DI JATENG BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA – 95
2. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TABUNGAN PEMERINTAH TAHUN 1970-1992 – 95
3. ANALISIS PENGARUH FAKTOR PENDAPATAN TINGKAT BUNGA TERHADAP TABUNGAN MAHASISWA – 95
4. UPAYA PENINGKATAN PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KAB. DATI II NGAWI - 95
5. PERANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KAB. DATI II KEBUMEN – 95
6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI LAHAN SAWAH DI DAERAH KEC. SEDAYU KAB. BANTUL – 95
7. KOSONG
8. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DARI USAHA KERAJINAN GERABAH KASONGAN – 95
9. ANALISIS OPTIMALI USAHA TERNAK AYAM RAS PEDAGING PERIODE TAHUN 1994 – 95
10. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PENGRAJIN SALE PISANG GORENG DENGAN PENGRAJIN SALE PISANG BASAH – 91
11. ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN LOGAM METAL DAN PENDAPATAN PENGRAJIN BATA MERAH - 95
12. ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN DAN EFISIENSI PRODUKSI USAHA TANI TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI DENGAN USAHA TANI TEBU MASA TANAM TAHUN 1992-1993 DI KEC. JEKULO KAB. KUDUS – 95
13. KOSONG
14. KOSONG
15. KOSONG
16. ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PENDAPATAN DAERAH REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KAB. BANTUL TAHUN 1980-1993 – 95
17. SUMBER DAN PENGELOLAAN DANA KOPERASI PRIMKOPAU II DI KAB. SLEMAN PERIODE 1990-1994 – 95
18. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUK KERAJINAN KULIT PADA INDUSTRI KULIT DI KEPARAKAN YOGYA – 93
19. ANALISA PENDAPATAN PETANI BAWANG PUTIH DI DUSUN NADEN KEL. SUTOPATI KEC. KAJORAN KAB. MAGELANG – 95
20. ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN PETANI – 94
21. USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN TANDUK MAUPUN INDUSTRI KERAJINAN PANDE BESI – 95
22. PERANAN IRIGASI DARI SUMUR BOR TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN - 95
23. KOSONG
24. PERANAN USAHA PETERNAKAN AYAM POTONG SEBAGAI SALAH SATU UPAYA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA – 95
25. DAMPAK PEMILIHAN JENIS KOMODITAS BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH TERHADAP PENDAPATAN PETANI – 95
26. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN MENONTON FILM DI KALANGAN MAHASISWA STIE KERJASAMA JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM DIII – 95
27. ANALISIS RENCANA PENAMBAHAN KAMAR PADA HOTEL BOROBUDUR DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL DAN ASPEK SOSIAL – 95
28. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT - 98
29. KOSONG
30. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH WISATAWAN AMBARUKMO PALACE YOGYA TH 1990-1997 – 98
31. ANALISA PERBANDINGAN PENDAPATAN PETANI MONOCROPPING DENGAN PENDAPATAN PETANI MULTICROPPING – 98
32. CIRI-CIRI DAN MOTIV MOBILITAS DARI PENARIK BECAK DI KOTAMADYA TEGAL - 96
33. KOSONG
34. KOSONG
35. ANALISA HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN DI KEL. BLIMBING KEC. BLIMBING KODYA MALANG – 91
36. STUDI KORELASI TENTANG TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KB PADA PUS (PASANGAN USIA SUBUR) DI KEL. JOSENAN KEC. TAMAN KODYA MADIUN – 91
37. PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENDAPATAN DAERAH UNTUK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DI KAB. SUMENEP – 92
38. PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP FERTILITAS (SK : KEL. KACANG BESUKI KEC. SUKUN KODYA MALANG) – 91
39. PENGARUH TRANSFORMASI STRUKTUR EKONOMI TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KAB. LUMAJANG DALAM KURUN WAKTU 1983-1991 – 93
40. ELASTISITAS PERMINTAAN RUMAH TINGGAL TERHADAP KONSUMSI MINYAK TANAH DI DESA KAUMREJO KEC. NGANTANG KAB. MALANG - 93
41. KOSONG
42. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI MINYAK TANAH (SK : DI KAB. MALANG) – 96
43. ANALISA POTENSI RETRIBUSI PASAR SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI DATI II KEDIRI - 97
44. UPAYA PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) (SK : DI KAB. BANTUL) - 94
45. KOSONG
46. KOSONG
47. KOSONG
48. ANALISA TINJAUAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH TAHUN 1983-1999 – 02
49. ANALISA KOMPARATIF PENDAPATAN NASIONAL DAN EKSPOR SEKTORAL (PERTANIAN, MIGAS DAN INDUSTRI) UJI KAUSALITAS (SK : INDONESIA, THAILAND, MALAYSIA PERIODE 1976-1998) – 01
50.USAHA PENINGKATAN EKSPOR KOMODIIT KELAPA SAWIT PADA PT. SOCFINDO MEDAN DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS DI SUMUT - 99
51. KOSONG
52. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI JAMUR MERANG (SK : SINDUHARJO, NGAGLIK, SLEMAN) – 96
53. VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENYADAPAN TENAGA KERJA DI SEKTOR PARIWISATA DIY (1980-1995) – 97
54. ANALISA PERBANDINGAN KEUNTUNGAN INDUSTRI TAS NILON DENGAN INDUSTRI TAS AGEL DI KEC. SENTOLO KAB. KULON PROGO - 97
55. KOSONG
56. KOSONG
57. ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA LISTRIK TERHADAP HARGA OUTPUT INDUSTRI MANUFAKTUR DI INDONESIA – 99
58. DAMPAK DEREGULASI PERBANKAN TERHADAP PEMBENTUKAN INVESTASI SWASTA DI INDONESIA (1979-1992) – 95
59. ANALISIS PENDAPATAN PETANI CABAI RAWIT (SK : DESA KREMBANGAN KEC. PANJATAN KULON PROGO) – 96
60. PERKEMBANGAN BADAN KREDIT DESA DAN DAMPAKNYA TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN USAHA MASYARAKAT PEDESAAN (SK : BKD KUTOSARI DAN BKD BAGUNG KEBUMEN) – 96
61. STUDI EVALUASI LINGKUNGAN PADA PEMBANGUNAN SARANA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PG. MADUKISMO BANTUL – 01
62. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ”YY” GARMENT STUDIO YOGYA – 00
63. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL PATUNG PRIMITIF (SK : DESA BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL DIY) – 00
64. PERANAN PENDAPATAN PERAJIN KALENG BEKAS TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA DI PT. KARYA BARU DESA NGADIREJO MAGELANG – 02
65. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (SK : KEBUN BUNGA SRI PADMA HUDYANA GIRI, DESA PETUNG, KEPUNGHARJO, CANGKRINGAN SLEMAN) – 02
66. KOSONG
67. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT (SK : DESA SUMBERSARI, MOYUDAN SLEMAN) – 02
68. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN BERSIH JASA TELEKOMUNIKASI (SK : DESA NGESTI HARJO, KASIHAN, BANTUL) – 02
69. ANALISIS PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN TAMADES DAN DEPOSITO DAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (SK : BPR-BKK CABANG KEBUMEN) – 01
70. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR LADA PUTIH INDONESIA KE SINGAPURA 1988-1999 – 01
71. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (SK : INDUSTRI BUNGA KERING KAMPUNG DUKUH, GEDONGKIWO) – 02
72. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA TANI MENDONG DAN PADI – 00
73. ANALISIS PERMNTAAN SEPEDA MOTOR JEPANG DI DIY – 01
74. PERANAN PENERIMAAN RETRIBUSI PARIWISATA TERHADAP PAD DI KAB. DATI II SLEMAN TAHUN ANGGARAN 1995/1996 – 1999/2000 – 02
75. PENGARUH POLA PERGESERAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP HASIL PRODUKSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN PADI DI DIY (1985-2000) – 02
76. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN RETRIBUSI (SK : PASAR GODEAN SLEMAN 1998-2000) – 01
77. PERANAN INDUSTRI KECIL EMPING MLINJO TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (SK : DESA BAWANG, BATANG JATENG) - 02
78. KOSONG
79. KOSONG
80. KAJIAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BRI DAN PENGARUH KREDIT BANK TERHADAP AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT (SK : PENGUSAHA DAN WIRASWASTA YANG MERUPAKAN NASABAH BRI UNIT NANGGULAN, KULON PROGO) – 02
81. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI LISTRIK BAGI RUMAH TANGGA – 02
82. PERANAN PENERIMAAN RETRIBUSI PARIWISATA TERHADAP PAD KAB. DATI II KULONPROGO TH. ANGGARAN 1991/1992 – 1999/2000 – 01
83. STUDI KELAYAKAN USAHA TANI SALAK PONDOH (SK : DESA KALIURANG. SRUMBUNG, MAGELANG JATENG) – 02
84. KOSONG
85. ANALISYS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI AYAM PEDAGING (BROILER) TAHUN 2001 (SK : TEMPEL, SLEMAN DIY) – 01
86. ANALISIS PENYERAPAN DANA MASYARAKAT OLEH PERBANKAN DI INDONESIA 1969 – 1999 – 00
87. EFISIENSI USAHA PENGOLAHAN TEH HIJAU PADA PT. PAGILARAN SUB UNIT PENGOLAHAN TEH HIJAU SAMIGALUH KULON PROGO – 02
88. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN SEKTOR PARIWISATA DI KAB. DATI II GUNUNG KIDUL TAHUN 1993-2000 – 00
89. KOSONG
90. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG WAROENG ANGKRINGAN (SK : IMOGIRI, BANTUL, DIY) - 01
91. KOSONG
92. ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KREDIT MIKRO DI PASAR BERINGHARJO DIY – 02
93. PERANAN PBB TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PEMDA KAB. CILACAP TA 1989-2000 – 02
94. ESTIMASI GARIS KEMISKINAN DAN PERUBAHAN KESEJAHTERAAN DI INDONESIA TAHUN 1999 PENDEKATAN LINEAR EXPENDITURE SYSTEM – 02
95. PERBANDINGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN ANTARA DUA DESA DI BALI (SK : DESA KEMENUH, GIANYAR, DAN DESA TALIBENG, KARANGASEM) - 95
96. KOSONG
97. KOSONG
98. ANALISIS PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU DI DIY TAHUN 1993-2001 – 02
99. DETERMINAN REALISASI PAD KAB. DATI II PATI KURUN WAKTU 1980-1999 – 03
100. ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INFLASI DI INDONESIA SELAMA PERIODE 1994-2000 – 01
101. ANALISIS PENGARUH KEBIJAKSANAAN MONETER DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN TERHADAP INVESTASI INDONESIA PERIODE 1983-2000 – 03
102. EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI BATU BATA DI KEL. BANTURUNG KEC. BUKIT BARU - 97
103. KOSONG
104. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN PAHAT BATU DI DESA TAMAN AGUNG KEC. MUNTILAN KAB. MAGELANG – 00
105. PERANAN RETRIBUSI PASAR TERHADAP PAD KAB. PURWOREJO - 02
106. EFEKTIVITAS KEBIJAKSANAAN MONETER DI INDONESIA 1970-2002 – 04
107. KETIDAKADILAN VERTIKAL DALAM PENETAPAN PBB PERUMAHAN (SK : PERUM DI SLEMAN DAN BANTUL) - 05
108. KOSONG
109. REEVALUASI FINANSIAL USAHA DAGANG UD. SEMBILAN - 02

FORTOFOLIO

A. ANALISIS TEKNIKAL

Analisis teknikal merupakan studi tentang tindakan atau aksi pasar, dengan bantuan grafik-grafik tertentu. Analisi ini dibuat dengan melihat keadaan harga, fluktuasi pasar serta analisis perkiraan ( estimasi) menggunakan pola yang di bentuk oleh grafik dan atau perhitungan matematis mengenai pergerakan harga diwaktu yang akan datang
1. Konsep Dasar
Faktor manusia memiliki ;eranan penting dalam menganilisis harga dan volume dengan menggunakan analisis teknikal di suatu bursa. Harga yang tercipata atau terbentuk dalam suatu bursa mewakili suatu hasil dari sebuah konsensus. Yang dimaksud harga disini adalah dimana eseorang bersedia membeli dan orang lain bersedia menjualnya. Harga mewakili konsensus sementara nilai semua peserta pasar pada saat transaksi. Terlepas dari segala informasi yang ada di bursa, faktor psikolog manusia sangat penting dan sangat mempengaruhi pengambilan di bursa atas nilai suatu aset

2. Asummsi-Aasumsi Dalam Analisis Teknik
1. Pasar mempertimbangkan semua persoalan : para analis teknikal percaya bahwa semua fakror yang mempengaruhi harga pasar akan tercermin dalam harga tersebut
2. Harga bergerak mengkuti arah aliran tertentu. Tujuannya analisis teknikal adalah untuk memastikan arah aliran pada tahap awal dengan maksud melanjutkan perdagangan mengikuti arah aliran tersebut
3. Sejarah akan berulang. Yang dimaksud sejarah akan berulang adalah grafik ( chart ) yang digunakan dalam tknikal analisis digunakan untuk mrnggambarkan pola (pattern) tertentu yang tealh berhasil menyelidiki psikologi pasar. Keberhasilan metide chart pattern dimasa lalu diasumsikan akan berjalan baik pula di masa depan.

3. Kritik terhadap Analisi Teknikal
Terdapat bebarapa kritikal yang ditujukan pada analisis teknikal. Kritik ini merupakan self-fulfilling prophecy, apakah benar bahwa apa yang terjadi di masa lalu dapat dugunakan untu memprediksi waktu yang akan datang.

4. Kelebihan Analisis Teknikal
Kelebihan dari analisis ini adalah penyesuaian (adaftabillity) dan flexibility penggunaan teknikal ini untuk memenuhi kehendak apa saja jenis investasi daan hampir semua cara perdagangan dan juga dimensi waktu. Sebaliknya analisi fundamental tidak menawarkan kelebihan itu.

5. Metode grafik (chart )dalam Analisis Teknikal
1. Chart lajur (tegak). Sumbu tegak pad chart bar ini mewakili harga, sedangkan chart mendatar mewakili waktu. Untuk chart lajur harian tanda tertentu dubuat untuk menujukkan harga tertinggi pada hari tertentu.
2. Chart rata-rata bertgerak ( moving average chart ). Cahart ini dihitung dalam jangka waktu kapan saja untuk yang dinginkan, contohnya 3 hari, 5 hari, 30, hari ataupun lebih. Kelebihannya adalh memuluskan pergerakan apa saja yang tidak normal yang mungkin berlaku di antara hari-hari tertentu
3. Chart-titik dan angka (PAF). Chart ini memelukan informasi harga intra hari. Chart ini menunjukkan harga sepanjang sumbu mendatar tanpa memberi perhatian apad waktu yang sebenarnya perdagangan berlangsung.

6. Indikator Analisi Teknikal
1. Exponential moving average (EMA) : metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu perubahan trend dan menghitung rata-rata nilai suatu serial data harga seuai dengan pride yang digunakan. Cara mengitungnya dengan lima cara, yaitu : simple, exponential, tringular, variable dan weighted.
2. Moving average convergance Divergebce (MACD). Ssistem yang dikembangkan oleh Geraal appel ini metede yang mengukur hubungan harga dengan trend yang sedang terjadi. Asumsiny adalah ketika harga-harga bergerak tidak searah, namun berfluktuasi sepanjang gaaris trend. Sepanjang pergerkan harga tersebut, trend kadang menguat ata melemah.
3. Relatif strengh indeks. Indikator yang dikenalkan oleh wilder (1978) yang menyempurnakan indikator momentum. Karakteristik dari indikator ini adalah nilainya yang berada pada range 0-100. Dalam menggunakan indikator ini terdapa liam kaidah yang diikuti yaitu tops dan bottom, chart formation, failuring swing, support dan resistance, convergence dan divergence

7. Teori Dow
Teori ini ditemukal oleh charles Dow yang meninggal tahun 1902. Yang menjadi prinsip-prinsip dasar dari terai daow ini adalah
1. Secara rata-rata mempertimbangkan semua persoalan.
2. Pasar mempunyai tiga aliran. Yaitu aliran utama, arah aliran kedua, dan arah aliran kecil. Arah aliran utama dibibaratkan seperti arus laut dan arah aliran kedua dibaratkan ombak atau gelombang kecil. Lamanya arag aliran utama adalh satu tahun atau lebih, arah aliran kedua 3 bulan dan arah aliran kecil 3 minggu.
3. Arah aliran yang menaik, terbagi atas tiga fase yaitu fase pengumpulan yaitu mewakili tindakanpembelian oleh para investot yang percaya bahwa berita teng perekonmian buruk sidah tidak di perhitungkan oleh pasar. Fase kedua yaitu terjadi peningkatan harga sahan dan berkelanjutan dan fase ketiga yaitubertambahnya keikut sertaan masyarakat investor
4. Arah aliran yang menurun yang terbagi atas tiga fase yaitu fase penyebaran, fase keadaan pasar yang panik, fase dimana berita perdagangan mulai bertambah memburuk
5. Indeks indeks harus mendukung satu sama lain
6. Volume seharusnya mendukung aliran utama. Artnya volume akan bertmabha saat terjadi relidan turun saat penyesuaian
7. Satu garisan( pada pergerakan miring ) dan corak tiga dapat mengangtikan tempat alirankedua
8. Yang digunakan hanya harga penutup
9. Suatu arah aliran dianggap masih wujud apabila terdapat suatu isyarat yang pasti bahwa ia sudah berubah.




Kritik-kritik terhadap teori dow
1. Orang mempertanyakan isyarat yang dihasilkan terrlalu berlebihan
2. Kadang-kadang rumusan yang dibuat berbeda antara seorang pengguna dengan pengguna lainnya
3. Tidakmembantu investor yang mengikuti arah aliran tahap pertengahan

8. Gelombang Elliot
Gelombang ini meperkenalkan satu corak gelombang chart yang dikenal dengan grlombang Elliot yang di perkenalkan oleh Ralph Nelson Elliot. Menurutnya, setiap benda bergerak seperti gelobang atau arus, yaitu gelombang besar diikuti oleh gelombang kecil dan setiap tindakan diikuti oleh tindakan balsan dan waktu juga tidak mengubah keadaan ini karena pasar saham secara struktur adalah konstan.

9. Mamfaat Analisi Teknikal
Menurut Jaka E Cahyono (2002) mamfaat grafik dan analisi teknikal adalah sebagai berikut
1. Grafik harga saham memprediksi emosi kerumunana
2. Mengontrol resiko
3. Membuat rencana trading yang realistis dan disiplin
4. Untuk menguji informasi dari sumberlain

B. RANDOM WALK
Random walk didasarkan oleh asumsi-asumsi berikut:
1. pasar sempurna terjadi apabila terdapat banyak pembeli dan penjual serta terdapat kemudahan masuk dan keluar. Kontrol penguasa terhadap manipulasi harga juga baik dan keta
2. informassi disebarkan secara meluas da freeflow. Tidak ada learning-lag dan tak ada biaya yang dikenakan untuk memperoleh informasi
3. pergerkan harga harga saham baik meningkat atau menurun secara bebas. Tidak adaindividu yang dapat mengontrol pergerakan harga
4. para analis fundamental adalh banyak. Mereka dapat memperngaruhi harga melalui laporan akuntansi yang menisyaratkan apakah harga akan naik atau turun melalui informasi baru yang ada. Tidak dinafikkan bahwa kadangkala mereka tidak mempunyai pandangan yng sama tenteng nilai intrinsik saham.
Asumsi diatas dapat dirumuskan dalam dua asumsi utma yaitu pengharapan adalha rasional dan dasar saham adalah efisen

1. Model Random Walk
Model Random Walk mengemukakan persoalan yaitu, apakah harga saham atau tingkat keuntungan yang lalu dapat membantu untuk meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan pada waktu yang akan datang. Model ini menegaskan bahwa ada dua hipotesis utama yaitu perubahan-perubahan harga adalah bebas anatar satu jangka waktu dengan waktu yang lain dan perubahan haega adalah mengikti beberapa destribusi probabilitas tertentu. Kesimpulan bahwa model ini menyatakan bahwa pergerakan harga secara random. Oleh karena itu waluapun investor mendapatkan informasi melalui orang dalam, ia masih tetao blumb bisa memprediksi perubahan harga.
Model- model Random Walk yaitu:
1. model bentuk lemah, yaitu harag saat ini sebenarnya telah menggambarkan segala informasi yang telah lalu. Keadaan imengaskan bahwa harga dan jumlah perdaganganyang lalu tidak dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan lebih.
2. Model bentuk setetngah kuat yaitu menyatakan bahwa harga saham pada saat ini tidak hanya menggambarkan informasi yang lalu tetapi juga menggambarkan semua informasi tentang perusahaan yang diteliti
3. Model setengah kuat yaitu menyatakan bahwa tidak hanya informasi umu yang tidak berarti bagi investor tetapi juga semua informasi orang dalam juga tidak berarti. Maksudnya adalah informasi umum dan informasi orang dalam tidak dapat digunakan untuk memperroleh keuntungan lebih dari harga pasar.

2. Kontribusi pada bidang Keuangan.
Model ini dapat digunkana sebagai dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya dalam harga sahan di pasar. Model ini menyumbangkan suatu aspek yang realistis tentang prilaku harga saham dalam hubungannya dengan informasi yang dumumkan dalam satu waktu kewaktu lainnya. Model ini memberikan keabsahan yang tinggi .



C. ANALISIS FUNDAMENTAL

Analisi funda mental adalah analisis yang dilakukan terhadap perusahaan itu sendiri yang berhibungan dengan prospek pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan yang meliputu tiga tahap analisis, yaitu :
1. Ekonomi makro: analisis ini bertujuan untuk melihat faktor yang menguntungkan perusahaan itu sendiri
2. Industri : analisi ini lebih spesifik dan bertujuan untuk mellihat kaitan industri dengan perusahaan
3. Perusahaan : analisi yang bertujuan untuk melihat situasi perusahaan.

Pendekatan yang digunaka dalam anallisi fundamental yaitu :
1. Pendektan top down yaitu pendekatan yang dimulai dari tingkatan makro ekonomi kemudian kepada situasi dan pertumbuhan perusahaan itu sendiri
2. Pendekatan bitton up yaitu pendekatan berkembang kepada anallisis industri dan terakhir adalah analisis makro ekonomi
Analisis findamental memperkirakan harga saham di masa datang menggunakan:
1. Mengistimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham saham di masa yang akan datang
2. Menerapkan hubungan variable-variable tersebut sehingga di peroleh taksiran harga saham
3.
1. Penelitian Investasi
Penelitian investasimelihata bebapa nilai, seperti nialai aset bersi (net asset value) dan rasio harga-pendapatan (rasio P/E) dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor penting serta ciri-ciri pasar yang telah dimiliki dapat menyebabkan terjadinya kesalah penafsiran dan kerugian yang besar. Untuk mencari nilai sbenarnya bagi perusahaan. Semuanya merujuk pada nilai aset bersih suatu perusahaan dan prosprk pendapatan perusahaan dapat digunakan pada waktu yang akan datang. Pendapatan bisa menjadi alat keputusan untuk berinvestasi.

2. Analisis Pendapatan.
Unutk menilai arah aliran pendapatan kita harus melihat beberapa persoalan yang memebri pengaruh pada pendapatan. Kita mempertimbangakan cara untuk memperoleh informasi tersebut agar proses pengambilan keputusan lebih terarah ataupun dapat diubah lebih efisien lagi

3. Rasio Pendapatan-Harga (P/E)
Rasio ini diukur oleh harga suatu saham dibagi dengan pendapatan suatu saham. Kita harus berhati dalam arti pendapatan suatu daham yaitu dengan cara mempeetimbangkan perbedaan dalam metode akuntansi perusahaan yang terlibat

4. Manipulasi Informasi
Terdapat masalah dalam laporan keuangan karena sistema akuntasi yang digunakan berebeda antara satu dengan yang lainnya sehingga memnungkinkan analis salah menafsirkan informasi apabila membandingkan dua perusahaan yang sama tau sejenis. Terdapat beberapa masalah yang mungkon salah artikan seperti pendapatan, nilai penyusutan dan lain-lain

4. Pendapatan Perusahaan
Secara toeri dua perusahaan yan sama seharusnya mempunya keuntungan yang sama pula. Akan tetapi itu tak selalu terjadi. Salah satu penyebanya adalah perusahaan mungkin menggunakan metode akuntansi LIFO (masuk terakhir keluar pertama). Sementara perusahaan yang satu lagimenggunakan metode FIFO (masuk pertama keluar pertama). Dalam keadaan pasar yang menaik metode FIFO akan menujukkan keuntungan yang lebih tinggi sebaliknya, dalam kedaan pasar yang menurun, metode FIFO akan menyebabkan kerugian terlihat lebih besar. Dalam keadaan ini metede LIFO akan menunjukkan prestasi yang baik dari pada metode FIFO

5. Nilai Penyusutan
Jika suatu perusahaan melakukan penyusutan nilai asetnya secara cepat, ini akan mengurangijumlah pajak yang harus dibayar tetapi juga akan menunjukkan keuntungan yang rendah. Sebaliknya, jika penyusutan dilakukan dengan cara perlahan, ini akan menyebabkan pajak yang tinggi.

6 . Persediaan
Inventory yang berlebihan dalam rekening atau laporan sebuah perusahaan dapat menyebabkan perusahaan yang kelihatan untuk menjadi sebaliknya. Hal ini dikarenakan oleh nilai penyusutan yang dikenakan pada persediaan yang sedang dipegang untuk penjualan. Dalam keadaan pasar baik, tahap persediaan yang tinggi akan memberikan keuntungan uang tinggi.

7. Industri Perbankan
Dalam menganalisis perbangkan kita harus tahu faktor yang pertumbuhan aset dan tingkat suku bunga . hubungan antara faktor-faktor permintaan terhadap pinjaman, tingkat suku bunga, kualitas aset dan perrtumbuhan deposito merupakan faktor-faktor yang mempunyai peranan penting terhadap keuntungan bank dan seterusnya prestasi saham bank tersebut.

8. Industri Minuman
Faktor penting yang memberi pengaruh terhadap industri ini adalah arah aliran demografi seperti pertumbuhan penduduk dan rata-rata umur hidup penduduk. Selain itu juga harga juga sangat mempengaruhi industri ini

9. Perbedaan antara Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal
Menurut Oandji Anaroga (2001) terdapat perbedaan antara analisis fundamental dan analis teknikal, sebagaiman terlihat dalam tabel berikut:
No Variable Fundamental Teknikal
1 Fokus perhatian Harga (undervalue ataovervalue) Timing (upward ternd dan downward trend)
2 Horizon investasi Jangka menengah dan panjang Jangka pendek
3 Informasi utama Kondisi dan prospek perusahaan Psikologis investor
4 Motivasi utama Dividen dan pertumbuhan Merealisis capital gain dari fluktuasi pasar
5 Strategi utama Beli dan simpan Berpindah
6 Karakter investor Penabung pedagang

Senin, 08 November 2010

SHEPARD LEMMA

Pengertian
Lemma Shephard's merupakan hasil utama dalam ekonomi mikro yang memiliki aplikasi dalam teori perusahaan dan pilihan konsumen.
Lemma menyatakan bahwa jika kurva indiferen dari pengeluaran atau fungsi biaya yang cembung, maka biaya meminimalkan titik yang diberikan baik (i) dengan pi harga unik. Idenya adalah bahwa konsumen akan membeli jumlah ideal unik dari tiap item untuk meminimalkan harga untuk memperoleh tingkat utilitas tertentu diberikan harga barang di pasar.
lemma ini dinamai Ronald Shephard yang memberi bukti dengan menggunakan rumus jarak dalam bukunya Teori Fungsi Biaya dan Produksi (Princeton University Press,1953).
Hasil setara dalam konteks teori konsumen pertama kali diturunkan oleh Lionel W. McKenzie pada tahun 1957. Ini menyatakan bahwa turunan parsial dari fungsi pengeluaran dengan menghormati harga barang-barang sama dengan fungsi permintaan Hicks untuk barang-barang yang relevan. Hasil serupa telah diturunkan oleh John Hicks (1939) dan Paul Samuelson (1947).
Dalam teori konsumen, lemma Shephard's menyatakan bahwa permintaan untuk i barang tertentu untuk tingkat tertentu u utilitas dan diberikan p harga, sama dengan turunan dari fungsi pengeluaran sehubungan dengan harga barang yang relevan:



mana hi (p, u) adalah permintaan Hicks untuk i yang baik, e (p, u) adalah fungsi pengeluaran, dan kedua fungsi dalam hal harga (a p vektor) dan utilitas u.
Demikian juga, dalam teori perusahaan, lemma memberikan sebuah formulasi yang sama untuk faktor permintaan bersyarat untuk masing-masing faktor input: derivatif dari fungsi biaya c (w, y) sehubungan dengan harga faktor:



mana xi (w, y) adalah faktor permintaan bersyarat untuk i input, c (w, y) adalah fungsi biaya, dan kedua fungsi dalam hal harga faktor (a w vektor) dan output y.
Meskipun bukti asli Shephard's menggunakan rumus jarak, bukti modern yang Shephard's lemma menggunakan teorema amplop.

Bukti untuk Kasus terdiferensialkan

Buktinya dinyatakan untuk kasus dua-baik untuk kemudahan notasi. Fungsi pengeluaran e (p1, p2, u) adalah minimand dari masalah optimasi ditandai oleh Lagrangian berikut:



Dengan amplop teorema derivatif dari e minimand (p1, p2, u) sehubungan dengan parameter p1 dapat dihitung seperti:



di sini x_ {1} ^ {h} adalah minimizer (yaitu fungsi permintaan Hicks untuk 1 baik). Ini melengkapi buktinya.


Selaian keterangan diatas terdapat sumber yang berbeda yang menjelaskan tentang shepar lemma, walaupun tidak jauh berbeda dengan diatas namun saya meperkirakan penting untuk di beritahukan

Shepard lemma
lemma Shephard's (lemma Shephard) adalah suatu sifat penting fungsi biaya yang dapat timbul dalam ekonomi produksi, dalam apa yang dikenal sebagai pendekatan dual (pendekatan dual), persamaan permintaan input bersyarat (Tuntutan input bersyarat) , yang adalah pertanyaan input terikat dengan vektor output tertentu, fungsi biaya.

Menurut Shephard's lemma, titik-titik di mana fungsi biaya terdiferensialkan sehubungan dengan harga, permintaan masukan bersyarat bertepatan dengan gradien dari fungsi biaya sehubungan dengan harga:


Pendekatan ini sebenarnya menyerukan distigue dual dari (pendekatan primal) primer, di mana bukan permintaan input kondisional berasal langsung dari fungsi produksi.
Bahkan, pendekatan dual lebih banyak digunakan daripada primer karena estimasi fungsi biaya lebih mudah.

Demonstrasi

Mengingat fungsi biaya:

Mana a dalah vektor input pertanyaan bersyarat untuk harga input dan jumlah produksi kita dapat mendefinisikan fungsi lain
sehingga:

Dengan definisi tersebut kita memiliki:

Selain itu, sejak:

Berikut


Jadi dalam fungsi mengakui maksimum di atas Selain itu, karena dengan definisi fungsi biaya terdiferensialkan, g juga terdiferensialkan dan kami memiliki:


dari yang berikut:















Hotelling lemma

Pengertian

lemma Hotelling adalah hasil di Mikroekonomi Itu Berkaitan dengan penyediaan baik untuk keuntungan produsen yang baik. Apakah ini pertama kali ditunjukkan oleh Harold Hotelling, dan banyak digunakan dalam teori perusahaan. lemma ini sangat sederhana,
lemma Hotelling adalah sebagai lemma Shephard, sebuah bentuk khusus dari teorema amplop (amplop teorema bahasa Inggris) bernama dalam ekonomi mikro [1] lemma setelah statistik Amerika Serikat dan ekonom Harold Hotelling.. Hotelling's Lemma menyatakan bahwa memungkinkan fungsi permintaan faktor umum dan fungsi penawaran keseluruhan ditentukan dari fungsi keuntungan. Untuk produksi optimum, turunan parsial dari fungsi laba diperoleh setelah harga barang, kuantitas yang terjual, sedangkan derivatif parsial, sesuai dengan harga masing-masing faktor input faktor (negatif). asumsi-Nya Hotelling mengasumsikan bahwa harga barang yang diproduksi oleh pasar, jumlah output tetapi dari produsen.

Biarkan y (p) menjadi bersih menyediakan fungsi perusahaan dari segi harga barang tertentu's (p). Kemudian:



untuk π fungsi keuntungan perusahaan dari segi harga yang baik, dengan asumsi bahwa p> 0 dan yang derivatif ada.

Bukti teorema ini berasal dari kenyataan bahwa untuk sebuah perusahaan memaksimalkan keuntungan, maksimum laba perusahaan di beberapa * y output (p) diberikan oleh minimum π (* p) - p * * (p) y di beberapa harga, * p, yaitu dimana
memegang. Demikian dan kita selesai.
Buktinya juga merupakan akibat wajar dari teorema amplop

derivasi Matematika

Jadilah keuntungan produsen sebagai fungsi dari input dikonsumsi

.

Dengan :
W = pasar upah (alternatif di sini setiap input faktor lain yang mungkin digunakan)
ld = bekerja (alternatif di sini setiap input faktor lain yang mungkin digunakan, tetapi ini kemudian harus diukur dalam kaitannya dengan alternatif yang dipilih pada faktor w)
ld (p, w) = permintaan tenaga kerja (sebagai permintaan input alternatif)
π = keuntungan
y (p, w) = permintaan barang
T (ld) = fungsi produksi
p = harga pasar

Menentukan jumlah produksi
Turunan pertama dari fungsi keuntungan bagi p adalah


berlaku untuk produksi optimum

mengikuti

Penentuan (negatif) input faktor

Turunan pertama dari fungsi keuntungan bagi w adalah


berlaku untuk produksi optimum

dan dengan demikian

mengikuti



Teorema amplop

Teori amplop adalah teorema matematika yang terkait dengan aplikasi bisnis dan konsep sedikit biaya
Teorema ini tersedia dalam dua versi: versi regular (untuk masalah optimasi tak terbatas) dan versi umum (untuk masalah optimasi).
Menurut pernyataan dari versi umum, sebagai masalah optimasi, derivatif dari nilai fungsi (yaitu fungsi yang berhubungan nilai fungsi objektif dengan parameter masalah) dibandingkan dengan parameter sama dengan derivatif dari Lagrangian dengan hormat parameter yang sama.
Pentingnya teorema ini juga karena kenyataan bahwa aliran dari itu Hotelling's lemma, lemma Shephard dan identitas Roy. Hal ini juga memungkinkan perhitungan lebih mudah statistik komparatif dalam model ekonomi.
Setelah ucapan dalam pertimbangan berlaku untuk masalah maksimisasi dengan cara yang sama juga untuk meminimalkan masalah dan mengasumsikan bahwa variabel dalam vektor mewakili tebal

Mengingat masalah maksimisasi sewenang-wenang tak terbatas di mana fungsi objektif tergantung pada parameter tertentu :



Fungsi adalah solusi masalah & mdash: ia mengembalikan nilai maksimum fungsi objektif fungsi parameter .
Baik adalah nilai yang ditanggung oleh di, Teorema amplop kemudian menunjukkan bagaimana perubahan dengan parameter. Dalam formula:


Turunan dari d parsial ari ri diberikan oleh derivatif kembali daripada mengambil tetap, dan kemudian mengukur nilai yang baik
Generalized amplop teorema
Ada juga versi teorema yang disebut teorema amplop umum, yang digunakan dalam masalah optimasi.
Mempertimbangkan masalah berikut

mana kendala yang dinyatakan oleh kita mendapati bahwa dicirikan oleh Lagrangian

dimana:


Teorema amplop umum kemudian menyatakan bahwa

Perhatikan bahwa pengganda Lagrange
diperlakukan sebagai konstan selama diferensiasi dari Lagrangian, kemudian diganti dengan nilai-nilai mereka di parameter.





Roy’s identity

A.Pengertian
Roy identitas (nama untuk ekonom Perancis Rene Roy) merupakan hasil utama dalam ekonomi mikro memiliki aplikasi dalam pilihan konsumen dan teori perusahaan. lemma ini berhubungan fungsi (Marshallian) permintaan biasa untuk derivatif dari fungsi utilitas tidak langsung.
Identitas Roy merupakan elemen dari teori konsumen untuk menghubungkan permintaan Marshallian derivatif parsial dari fungsi utilitas tidak langsung. Karena itu memungkinkan untuk mengetahui permintaan konsumen untuk yang baik bila Anda tahu bagaimana keranjang yang dipilih benar-benar tanggap terhadap perubahan harga dan pendapatan.
Secara formal, ini merupakan reformulasi dari lemma permintaan binder Marshalian Shephard dan permintaan Hicks. identitas Roy berguna untuk menunjukkan hubungan Slutsky. Secara khusus, dimana V (P, Y) adalah fungsi utilitas tidak langsung, maka fungsi permintaan Marshallian untuk i yang baik dapat dihitung sebagai:



Biarkan u Fungsi utilitas kontinu mewakili hubungan preferensi cembung sempurna dan non (.)-Jenuh lokal didefinisikan pada set konsumsi Biarkan v (p, w) fungsi utilitas tidak langsung sesuai dengan u (.). Jika v (p, w) adalah terdiferensialkan pada suatu titik , , , Kemudian, untuk masing-masing



Penurunan identitas Roy

roy's merumuskan identitas lemma Shephard dalam upaya untuk mendapatkan fungsi permintaan Marshallian bagi seorang individu dan (i) yang baik dari beberapa fungsi utilitas tidak langsung.
Langkah pertama adalah untuk mempertimbangkan identitas sepele yang diperoleh dengan menggantikan fungsi pengeluaran untuk kekayaan atau pendapatan Y dalam fungsi utilitas tidak langsung V (Y, P), di sebuah utilitas dari u:

V (e (P, u), P) = u

Ini mengatakan bahwa fungsi utilitas tidak langsung dievaluasi sedemikian rupa sehingga meminimalkan biaya untuk mencapai utilitas tertentu yang diberikan satu set harga (a p vektor) adalah sama dengan utilitas bahwa ketika dievaluasi pada saat-harga.
Mengambil turunan dari kedua sisi persamaan ini sehubungan dengan harga pi yang baik tunggal (dengan tingkat utilitas tetap konstan) memberikan:



Mengatur kembali memberikan hasil yang diinginkan:



Alternatif Bukti untuk Kasus terdiferensialkan

ada bukti sederhana Identitas Roy, dinyatakan untuk kasus dua-baik untuk kesederhanaan.
Utilitas tidak langsung fungsi V (p1, p2, Y) adalah maximand dari masalah optimasi ditandai oleh Lagrangian berikut:



oleh amplop Teorema, derivatif dari V maximand (, p1 p2, Y) sehubungan dengan parameter dapat dihitung seperti:



mana pemaksimal (yaitu fungsi permintaan Marshallian untuk 1 baik). aritmatika sederhana kemudian memberikan Identitas Roy:


Aplikasi

Hal ini memberikan metode yang berasal Marshallian fungsi permintaan suatu barang untuk beberapa konsumen dari fungsi utilitas tidak langsung dari konsumen tersebut. Hal ini juga mendasar dalam menurunkan persamaan Slutsky.